Dari
sekian banyak pemberitaan mengenai Joko Widodo atau yang akrab disapa Jokowi,
nampaknya masih belum ada yang mengulas skripsi yang ditulisnya semasa kuliah.
Jokowi
masuk ke Jurusan Teknologi Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah
Mada pada tahun 1980. Saat itu sektor kehutanan sedang dalam masa-masa
kejayaannya. Sehingga merupakan hal yang wajar banyak yang memilih Fakultas
Kehutanan untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Namun, Jokowi
tentunya punya alasan tersendiri dengan memilih jurusan Teknologi Hasil Hutan
di Fakultas Kehutanan.
Sebenarnya
tidak begitu sulit untuk menelusuri lokasi tempat skripsi yang ditulis oleh
Jokowi berada. Hanya saja harus sedikit membongkar skripsi di lemari yang
menampung skripsi-skripsi lama (di bawah tahun 1990). Jangan bayangkan skripsi
Jokowi itu sudah berdebu atau lapuk dimakan rayap. Skripsi yang bersampul warna
hijau lumut dengan huruf keemasan itu masih dalam kondisi baik meskipun sudah
nampak lusuh.
Tak perlu berlama-lama, judul skripsi yang ditulis oleh seorang mahasiswa bernama Joko Widodo dengan nomor mahasiswa 1681/Kt pada tahun 1985 adalah “Studi Tentang Pola Konsumsi Kayu Lapis Pada Pemakaian Akhir di Kotamadya Surakarta”. Mahasiswa ini dibimbing oleh Prof. Achmad Sumitro yang sekarang sudah purna tugas. Mahasiswa ini adalah orang yang sama dengan orang yang saat ini menjadi orang No.1 di INDONESIA. Hanya saja dulu masih menjadi mahasiswa dan masih lebih muda.
Studi
Jokowi dilatarbelakangi atas kondisi industri kayu lapis yang pada waktu itu
sedang berkembang pesat. Apalagi dengan diberlakukannya Surat Keputusan
Bersama tahun 1980* yang mengharuskan perusahaan HPH** agar membangun
industri perkayuan yang berintikan kayu lapis dan membatasi ekspor kayu bulat
atau log. Persoalan ini menggelitik Jokowi untuk melihat kondisi pasar
baik dalam negeri maupun luar negeri, agar dapat membantu produsen dalam
menentukan kebijakan produksi serta pemasaran kayu lapis. Studi Jokowi
diarahkan untuk melihat pola konsumsi kayu lapis. Keterbatasan-keterbatasan
yang ada membuat Jokowi memfokuskan studi untuk mengetahui pola konsumsi kayu
lapis di Kotamadya Surakarta. Tak hanya konsumsi kayu lapis saat itu,
Jokowi juga mencoba meramalkan konsumsi kayu lapis di Kotamadya Surakarta untuk
tahun-tahun yang akan datang.
Nampaknya
Jokowi sudah sangat cinta dengan Surakarta atau kita banyak menyebutnya Kota
Solo. Jokowi dilahirkan di Solo, besar di Solo, sekolah di Solo hingga
SMA, mengambil data skripsi di Solo, dan yang paling fenomenal menjadi orang
no.1 di Kota Solo.
Jokowi
mengasumsikan konsumsi kayu lapis pada pemakaian akhir di Solo terdiri dari
bangunan rumah tembok, industri mebel, industri gitar, dan juga aneka
penggunaan lain. Pastilah tidak mungkin Jokowi mencari semua data itu sendiri,
melainkan melalui instansi-instansi yang ada dan mengambil sejumlah sampel yang
disurvei secara langsung. Untuk meramalkan konsumsi kayu lapis, Jokowi
menggunakan data-data perkembangan jumlah KK (Kepala Keluarga) dan pendapatan
per kapita penduduk Kota Solo.
Studi-studi
semacam ini memang lazim dilaksanakan di Jurusan Teknologi Hasil Hutan. Jurusan
Teknologi Hasil Hutan merupakan salah satu bagian dari ilmu kehutanan yang
banyak membahas bagaimana hasil hutan dapat diolah secara efektif dan efisien
agar bisa dimanfaatkan oleh manusia untuk memenuhi berbagai kebutuhan—bukan
sekedar keinginan—hidup.
Jurusan
Teknologi Hasil Hutan berupaya terus mengikuti perkembangan kondisi kehutanan
saat ini di mana persediaan bahan baku makin terbatas dan semakin banyak
kawasan hutan yang gundul. Salah satunya dengan mengoptimalkan pemanfaatan
limbah industri kayu. Untuk produk hasil hutan itu sendiri, ada yang
berasal kayu dan juga non kayu. Produk-produk yang berasal dari kayu
sudah banyak kita kenal, seperti kertas, kayu lapis, rayon(salah satunya
untuk bahan tekstil), balok atau papan untuk bangunan, kerajinan, dan
masih banyak lagi. Sedangkan untuk non kayu dapat berupa bahan kosmetik dan
bahan campuran cat yang bisa diperoleh dari getah, madu, bambu, dan masih
sangat banyak lagi.
Skripsi
pada tahun-tahun belakangan ini sudah jarang yang mengambil topik seperti topik
yang diambil Jokowi. Kebanyakan skripsi di Teknologi Hasil Hutan (yang sekarang
bukan lagi jurusan melainkan menjadi bagian atau semacam konsentrasi studi) UGM
lebih banyak dilakukan di laboratorium. Studi yang diambil belakangan ini
biasanya berkaitan dengan kecocokan penggunaan kayu untuk berbagai keperluan,
pembuatan produk berbahan limbah kayu, penelitian sifat kayu, pengawetan
kayu, pemanfaatan hasil hutan non kayu dan lain-lain.
Jika diamati dari topik yang diambil oleh Jokowi, nampaknya sejak bangku kuliah Jokowi sudah mulai memperhatikan perkembangan industri kayu di kota Solo. Hal ini mungkin juga memberikannya salah satu bekal untuk memulai usaha mebelnya pada tahun 1988. Kalau anda ingin tahu mahasiswa yang kuliah sesuai dengan hal yang diminati, salah satunya adalah Jokowi. Kecintaannya terhadap kayu telah mengantarkannya pada Fakultas Kehutanan, menghidupi dirinya dan keluarganya, serta menjadi jalan baginya untuk menjadi pemimpin masyarakat Solo, DKI Jakarta dan Indonesia
Jika diamati dari topik yang diambil oleh Jokowi, nampaknya sejak bangku kuliah Jokowi sudah mulai memperhatikan perkembangan industri kayu di kota Solo. Hal ini mungkin juga memberikannya salah satu bekal untuk memulai usaha mebelnya pada tahun 1988. Kalau anda ingin tahu mahasiswa yang kuliah sesuai dengan hal yang diminati, salah satunya adalah Jokowi. Kecintaannya terhadap kayu telah mengantarkannya pada Fakultas Kehutanan, menghidupi dirinya dan keluarganya, serta menjadi jalan baginya untuk menjadi pemimpin masyarakat Solo, DKI Jakarta dan Indonesia
*)=SKB
Tiga Menteri, yaitu Menteri Pertanian, Menteri Perdagangan dan Koperasi, serta
Menteri Perindustrian
**)=Hak Pengusahaan Hutan, merupakan hak yang diberikan kepada pengusaha yang dalam pengelolaan hutan alam
**)=Hak Pengusahaan Hutan, merupakan hak yang diberikan kepada pengusaha yang dalam pengelolaan hutan alam
No comments:
Post a Comment