Cuka
kayu bisa disebut juga asap cair. Juka kayu biasa diperoleh dari hasil
destilasi asap. Pada saat pembuatan arang asapnya bisa ditampung dan
didinginkan/dicairkan/didestilasi menjadi bentuk cairan. Dan bisa bermanfaat.
A. Kandungan
Asap Cair
Komponen-komponen penyusun asap cair meliputi : senyawa fenol, karbonil,
asam dan hidrokarbon polisiklis aromatis.
1. Senyawa-senyawa
fenol
2. Senyawa-senyawa
asam
3. Senyawa
Hidrokarbon Polisiklis Aromatis (HPA)
4. Senyawa
benze(a)pyrene
- Sifat Asap Cair
Asap telah diketahui memiliki sifat antioksidan dan antimikroba
disamping sifat-sifat lain misalnya merubah tekstur pada produk olahan
(daging,ikan) dan merubah kualitas nutrisi pada produk olahan. Sifat
antioksidan dan antimikroba terutama diperoleh dari senyawa-senyawa fenol yang
merupakan salah satu komponen aktif dalam asap selain karbonil, keton, aldehid,
asam-asam, lakton, alkohol, furan dan ester. Antioksidan adalah zat yang dapat
menunda atau memperlambat kecepatan oksidasi terdapat zat-zat yang dapat
mengalami autooksidasi.
Asap cair dan tar adalah
cairan yang dihasilkan dari proses kondensasi asap. Pemisahan asap cair dan tar
dapat dilakukan dengan pengendapan alami, sentrifugasi, penyaringan dan redestilasi.
Proses yang menyebabkan
terpisahnya partikel-partikel besar dari asap akan menurunkan kadar
benze(a)pyrene. Proses tersebut antara lain adalah pengendapan dan penyaringan.
Penyaringan tersebut menggunakan bermacam-macam cara diantaranya kertas whatman,
zeolit dan karbon aktif.
Proses pemurnian asap cair
dengan distilasi merupakan teknik yang umum dilakukan. Distilasi merupakan
proses pemisahan komponen dalam suatu campuran berdasarkan perbedaan titik
didih masing-masing unsur dalam campuran tersebut.
D. Kualitas asap cair
Golongan-golongan senyawa
penyusun asap cair adalah air (11 - 92 %), fenol (0,2 - 2,9%), asam (2,8 -
9,5%), karbonil (2,6 – 4,0 %) dan tar (1 – 7 %).
Penggolongan asap cair
ditentukan berdasarkan :
1. Grade pertama, spesifikasi warna bening, aroma tdak kuat, digunakan untuk
pengawet mie, ikan, dging ayam, dagng sapi, dan tahu.
2. Grade kedua, spesifikasi warna bening kekuningan, aroma kurang kuat,
digunakan untuk pengawet mie, ikan, dging ayam, dagng sapi, dan tahu.
3. Grade ketiga, spesifikasi warna kuning kecoklatan, aroma kuat, digunakan
untuk pengawet ikan asin, ikan pindang, antiseptic, obat kulit, dan latek.
E. Keuntungan dan Sifat Fungsional Asap Cair
Keuntungan penggunaan asap cair antara lain lebih intensif dalam pemberian
citarasa, kontrol hilangnya citarasa lebih mudah, dapat diaplikasikan pada
berbagai jenis bahan pangan, lebih hemat dalam pemakaian kayu sebagai bahan
asap, polusi lingkungan dapat diperkecil dan dapat diaplikasikan ke dalam bahan
dengan berbagai cara seperti penyemprotan, pencelupan, atau dicampur langsung
dalam makanan. Selain itu keuntungan lain yang diperoleh dari asap cair, adalah
:
1. Keamanan Produk Asapan
Penggunaan asap cair yang diproses dengan baik dapat mengeliminasi asap
berbahaya yang berupa hidrokarbon polisiklis aromatis. Komponen ini tidak
diharapkan karena beberapa diantaranya terbukti bersifat karsinogen pada dosis
tinggi.Melalui pembakaran terkontrol, aging, dan teknik pengolahan yang semakin
baik, tar dan fraksi minyak berat dapat dipisahkan sehingga produk asapan yang
dihasilkan bebas HPA.
2. Aktivitas Antioksidan
Cuka kayu dapat berfungsi sebagai antioksidan melalui pencegahan
oksidasi lemak dengan menstabilkan radikal bebas dan efektif dalam menghambat
pembentukan off flavor oksidatif.
Adanya senyawa fenol dalam asap cair memberikan sifat antioksidan teradap
fraksi minyak dalam produk asapan. Dimana senyawa fenolat ini dapat berperan
sebagai donor hidrogen dan efektif dalam jumlah sangat kecil untuk menghambat
autooksidasi lemak.
3. Aktivitas Antibakterial
Potensi asap cair sebagai antibakteri dapat memperpanjang masa simpan
produk dengan mencegah kerusakan akibat aktivitas bakteri perusak atau
pembusuk, dan juga dapat melindungi konsumen dari aktivitas bakteri pathogen.
Peran bakteriostatik dari asap cair semula hanya disebabkan karena adanya
formaldehid saja tetapi aktivitas dari senyawa ini saja tetapi aktivitas dari
senyawa ini saja tidak cukup sebagai penyebab semua efek yang diamati.
Kombinasi antara komponen fungsional fenol dan asam-asam organik yang bekerja
secara sinergis mencegah dan mengontrol pertumbuhan mikroba. Adanya fenol
dengan titik didih tinggi dalam asap juga merupakan zat antibakteria yang
sangat tinggi. Fraksi fenol dengan titik didih rendah mampu menghambat
pertumbuhan bakteri.
Asam lebih kuat menghambat pertumbuhan bakteri daripada senyawa fenol,
Namun, apabila keduanya digabungkan akan menghasilkan kemampuan penghambatan
yang lebih besar daripada masing-masing senyawa. Selain asam dan fenol masih
ada senyawa lain yang diperkirakan ikut berperanan dalam menghambat pertumbuhan
bakteri, yaitu urotropin sebagai derivst piridin dan senyawa pirolignin.
4. Potensi pembentukan warna coklat
Pewarnaan khas produk asapan berasal dari interaksi antara karbonil asap
denga gugus amino protein produk yang diasap. Warna produk berkisar dari kuning
keemasan sampai coklat gelap.Karbonil mempunyai efek terbesar pada terjadinya
pembentukan warna coklat pada produk asapan. Jenis komponen karbonil yang
paling berperan adalah aldehid glioksal dan metal glioksal sedangkan
formaldehid dan hidroaksiasetol memberikan peranan yang rendah Fenol juga
memberikan kontribusi pada pembentukan warna coklat pada produk yang diasap
meskipun intensitasnya tidak sebesar karbonil.
5. Kemudahan dan variasi penggunaan
Asap cair bisa digunakan dalam bentuk cairan, dalam fase pelarut minyak
dan bentuk serbuk sehingga memungkinkan penggunaan asap cair yang lebih luas
dan mudah untuk berbagai produk.
F. Aplikasi Asap Cair
Salah satu keunggulan asap
cair adalah dapat diaplikasikan pada makanan yang biasanya tidak diisap. Asap
cair lebih mudah digunakan, lebih ekonomis dan dapat diaplikasikan pada suhu
yang dikehendaki, juga dimungkinkan untuk menfraksinasi asap cair untuk
memperoleh sifat organoleptik yang diinginkan.
Asap cair dapat
diaplikasikan pada produk dengan berbagai cara, yaitu :
1. Pencampuran
Asap cair dapat ditambahkan
langsung pada produk seperti sosis, salami, keju oles, emulsi daging, dan
lain-lain. Banyaknya asap cair yang ditambahkan pada produk kantara 0,1 – 1 %
berat bahan produk.
2. Pencelupan
Produk yang diasap
dicelupkan dalam cairan yang mengandung asap cair selama 50-60 detik. Perlakuan
pencelupan dalam asap cair berpengaruh terhadap warna produk asapan tapi
rasanya sangat lemah. Produk yang diperlakukan dengan cara ini menunjukkan
kualitas organoleptik yang memuaskan secara keseluruhan. Cara ini terutama
dilakukan untuk ikan, daging dan sosis.
3. Injeksi
Asap cair ditambahkan
kedalam larutan yang diinjeksikan dalam jumlah bervariasi antara 0,25 – 1 %.
Meetode ini menghasilkan flavor dan pengulangan yang lebih seragam pada daging
ikan.
4. Atomisasi
Asap cair diatomisasikan ke
dalam sebuah saluran dimana produk ikan bergerak. Cara ini memberikan
kenampakan asap pada produk daging bagian perut, sosis dan ham. Hasil yang
diperoleh dengan cara ini mempunyai kualitas organoleptik yang baik.
5. Penguapan
Penguapan asap cair dari
permukaan yang panas akan mengubah kembali bentuk asap cair dari cairan menjadi
uap / asap.
G. Manfaat Asap Cair
Asap cair memiliki banyak
manfaat dan telah banyak digunakan pada berbagai industri, antara lain :
1. Industri pangan
Asap cair ini mempunyai
kegunaan yang sangat besar sebagai pemberi rasa dan aroma spesifik juga sebagai
pegawet karena sifat antimikrobia dan antioksidannya. Dengan tersedianya asap
cair maka proses pengasapan tradisonal dengan menggunakan asap secara langsung
yang mengandung banyak kelemahan seperti pencemaran lingkungan, proses tidak
dikendalikan, kualitas yang tidak konsisten serta timbulnya bahaya kebakaran,
yang semuanya tersebut dapat dihindari. Pengawetan bahan pangan dengan asap
cair / cuka kayu dapat dilakukan dengan mencelupkan bahan pada larutan asap /
cuka kayu atau menyemprotkan larutan asap pada bahan kemudian produk
dikeringkan.
2. Industri perkebunan
Asap cair dapat digunakan
sebagai koagulan lateks dengan sifat fungsional asap cair seperti antijamur,
antibakteri dan antioksidan tersebut dapat memperbaiki kualitas produk yang
dihasilkan.Penyemprotan asap cair diatas bokar (bahan olah karet) dapat
menghilangkan bau busuknya, dan asap cair dapat membekukan lateks (getah karet)
dengan sempurna.
3. Industri Kayu
Kayu yang diolesi dengan
asap cair mempunyai ketahanan terhadap serangan rayap daripada kayu tanpa
diolesi asap cair.
4. Untuk Tanaman dan Kesehatan
· Memperbaiki kondisi tanah
· Herbisida (mengendalikan
gulma/alang-alang)
· Pestisida (antibakteri) dan
fungsida (antijamur)
· Pengusir serangga perusak
· Antioksidan dan Antiseptik
· Obat-obatan (detoksifikasi,
kosmetik)
dDari beberapa sumber
No comments:
Post a Comment