Rusminarto
et al. (1984) dalam pengamatannya di areal hutan mangrove di Tanjung Karawang
menjumpai 9 jenis nyamuk yang berada di areal tersebut. Dilaporkan bahwa nyamuk
Anopheles sp., nyamuk jenis vektor penyakit malaria, ternyata makin meningkat
populasinya seiring dengan makin terbukanya pertambakan dalam areal mangrove.
Ini mengindikasikan kemungkinan meningkatnya penularan malaria dengan makin
terbukanya areal-areal pertambakan perikanan. Kajian lain yang berkaitan dengan
polutan, dilaporkan oleh Gunawan dan Anwar (2005) yang menemukan bahwa tambak
tanpa mangrove mengandung bahan pencemar berbahaya merkuri (Hg) 16 kali lebih
tinggi dari perairan hutan mangrove alami dan 14 kali lebih tinggi dari tambak
yang masih bermangrove (silvofishery). Saat ini sedang diteliti, di mana
kandungan merkuri diserap (pohon mangrove, biota dasar perairan, atau pun
ikan).
untuk lebih lengkapnya langsung download Disini
No comments:
Post a Comment