Thursday 8 December 2011

Menanam Meranti di Sela Sawit


 
Meningkatkan Produktivitas, Menambah Cadangan Air

Pengembangan perkebunan sawit yang begitu hebatnya telah menyebabkan populasi hutan di Riau semakin punah. Tanaman asli daratan Riau seperti meranti kini semakin sulit dijumpai di banyak hutan di Riau. Makanya diperlukan penyelamatan. Salah satunya adalah menanam pohon meranti di tengah-tengah pohon sawit.

Pola inilah yang sedang diterapkan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Indragiri Rokan pada desa Pasir Jaya, Kecamatan Rambah Hilir Kabupaten Rokanhulu. Dengan melibatkan warga setempat, ditunjukkan Kelompok Tani Sumber Rezeki sebagai pengelola salah satu lokasi tempat areal model meranti di antara sawit.

 


Penanam meranti di antara sawit ini dijamin tidak akan menganggu pertumbuhan dan produksi kelapa sawit. Tanaman hutan meranti hanya ditaman di sela-sela sawit.

‘’Pada awalnya kami kesulitan mencari anggota. Masyarakat mendengar nama meranti saja trauma. Meranti tanaman besar yang mengganggu tanaman pokok. Tapi pada akhirnya setelah dicoba jadi areal model jadi kekhawatiran itu hilang. Apalagi pembuatan juga dibiayai. Hasilnya sekarang masyarakat masih antusias kalau ada yang membiayai jadi mau. Setelah tahu perkembanggan banyak warga mau,’’ ujar Andi Suparno Ketua Kelompok Tani Meranti Jaya.

Waktu yang cocok untuk menanam pohon meranti agar dapat memanen secara tepat adalah ketika sawit itu telah berumur antara 5-10 tahun. Karena ketika pohon sawit telah tidak produktif lagi di usia 20-25 tahun. Maka kayu meranti yang telah ditanam siap untuk dipanen jadi dengan menanam meranti turut mempermudah para petani me-replanting tanaman sawit mereka di perkebunan masing-masing.

Berbicara nilai ekonomi pohon meranti menghasilkan kayu keras dengan kualitas tinggi. Kayu meranti dijadikan sebagai bahan dasar untuk membuat kursi-meja ekslusif, peti perhiasan, aneka cenderamata. Karena kualitas yang tinggi harga jual kayu meranti sangatlah ekonomis. Ini menjadi alasan bahwa pohon meranti terus menjadi incaran para penebang kayu baik yang berstatus legal maupun ilegal dan beberapa tahun terakhir populasi meranti di Riau semakin berkurang karena hanya dirambah tanpa ada reboisasi kembali.

Kepala BPDAS Indragiri Rokan, Ir B Herudojo mengatakan penanaman pohon meranti di sela-sela kelapa sawit akan memiliki dua fungsi ganda. Pertama, mampu mengembalikan fungsi kawasan resapan. Kedua, memiliki nilai ekonomis tambahan bagi petani. Fungsi kedua penanaman meranti akan menjadi tabungan untuk masa depan serta menambah pendapatan masyarakat yang menanamnya.

Apalagi tanaman dengan kayunya yang terbilang keras ini menjadikan meranti satu dari sejumlah jenis tanaman hutan idola dan digemari luas. Misalnya pada industri perkayuan dan mebel. Jika dibandingkan dengan jenis tanaman kehutanan lainnya. Meranti jelas memiliki keistimewaan tersendiri. Tanaman ini memiliki pertumbuhan batang yang lurus. Selain itu diameter batang yang juga besar tumbuhnya juga bisa tinggi menjulang.

‘’Dua aspek lainnya yang juga menjadi keistimewaan tanaman meranti adalah meranti dapat membantu peningkatan kelembaban perkebunan sawit dan yang juga tidak kalah penting dengan menanam meranti berarti kita ikut berkontribusi bagi upaya meningkatkan sumber cadangan air,’’ jelasnya.

Disamping untuk tujuan mengatasi semakin menipisnya lahan hutan penanaman meranti di sela sawit ini juga dimaksudkan untuk optimalisasi ruang tumbuh. Perbaikan penutupan lahan upaya pengendalian erosi menyuburkan tanah dengan dekomposisi daun dan perkembangan mikoriza. Peningkatan kelembaban dalam tegakan sawit akan meningkatkan sumber air.

Herudojo menambahkan usia produktif pohon meranti sekitar 15 tahun. ‘’Selain mereka mendapatkan hasil dari meranti karena dalam waktu kurang lebih 15 tahun diameter 30-40 Cm. Pada saat replanting sawit bisa pada akhirnya kita harapkan kesejahteraan meningkat,’’ terangnya.

Dalam pada itu Warsito Supriyanto, Pendamping Kelompok Tani Sumber Rezeki menyebutkan setiap sebulan atau dua bulan sekali pihanya rutin menggelar pertemuan kelompok. ‘’Dari itu kita tahu minat masyarakat cukup tinggi untuk menanam meranti di antara sawit,’’ sebutnya.

Upaya meningkatkan produktivitas masyarakat sekaligus meningkatkan sumber air dalam tanah ini mendapat dukungan dari aparat Desa Pasir Jaya. Mustafirin Sekretaris Desa Pasir mengakui kegiatan penanam meranti diantara sawit ini positif. Apalagi bukan hanya untuk meningkatkan sumber air dalam tanah namun penanam meranti di antara sawit juga membantu meningkatkan perekonomian masyarakat.

‘’Aparat desa menjembatani warga desa. Kita ambil dari sisi positifnya. saat ini kayu meranti secara langsung sangat mahal. Apalagi 10-20 tahun dimasa akan datang. Makanya antusias masyarakat sangat tinggi. Apalagi tidak menganggu tanaman sawit bahkan menguntungkan sekali,’’ tukasnya.

Bahkan Sekdes ini mengharapkan bila BPDAS Indigiri Rokan juga mengajarkan masyarakatnya cara membibitkan tanaman meranti. ‘’Kalau bisa kami masih meminta bagaimana cara membibitkan kayu meranti,’’ harapnya.

No comments:

Post a Comment

Entri Populer